Fiqih Musafir
>> Selasa, 23 Maret 2010
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang pasti telah dan akan melakukan bepergian atasu safar. Baik bepergian untuk bisnis, belanja, silaturahim, haji, umroh, mencri ilmu atau bertamasya. Secara umum, bepergian itu sangat berat bahkan termasuk siksaan. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Saw: “Bapergian adalah bagian dari siksa. Ia menghalangi salah seorang kalian darimakan,minum, dan tidurnya. Jika sudah menyelesaikan keinginannya, hendaklah ia segera pulang kepada keluarganya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Seorang muslim di manapun berada ia tetap dituntut untuk menjalankan kewajiban sebagai hamba Allah. Dan bepergian itu memiliki konsekuensi-konsekuensi hukum serta adab-adab tertentu yang tidak berlaku ketika seseorang tidak sedang bepergian.
Dr. Muhammad bin Abdullah bin Abdu Aziz Ath Thawalah – salah seorang ulama terkemuka di Saudi Arabia – dalam buku ini, mengulas dengan panjang lebar, rinci dan secara ilmiah tentang apa saja yang seharusnya dilakukan seseorang jika bepergian, serta adab-adab apa saja yang perlu dijaga oelh seorang musafir, sehingga bepergiannya membawa keberkahan dunia dan akhirat.
Ukuran : 12.5 x 20 cm
Jml.Hal : 232 hlm
Harga : Rp. 34.000